Gara-Gara Diteriaki Gak Senonoh Oleh Guru, Siswi SMA ini Berhenti Sekolah, Netizen: "Gurunya Gak Punya Etika!"

Putus sekolah memang kerap terjadi pada pelajar. Umumnya, faktor utama terjadinya putus sekolah di Indonesia adalah faktor ekonomi.

Tapi kini, faktor putus sekolah di kalangan pelajar semakin meluas, tidak cukup mencakupi pada satu hal.

Seperti diantaranya kenakalan pelajar, pengaruh teman sepermainan hingga yang tengah marak saat ini, yakni bulllying.

Sponsored Ad

Bahkan, aksi bulllying kerap berujung pada kematian. Murid yang tak tahan menjadi korban bulllying teman-teman sekolahnya lantas memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Tapi kasus yang menimpa seorang siswi SMK di Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau (Kepri), putusnya sekolah sang anak dikarenakan perbuatan gurunya sendiri.

Sang siswi, Ar, diteriaki perempuan nakal oleh gurunya tersebut. Yang disayangkan, sang guru padahal mengajar di bidang studi agama.

Sponsored Ad

Namun entah bagaimana, kalimat yang sepantasnya itu malah ia lontarkan pada Ar, yang akhirnya membuat dia jadi malu dan berhenti sekolah.

Kasus ini pun langsung menjadi sorotan tajam dan mendapat perhatian khusus dari Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, Erry Syahrial.

Sponsored Ad

Dia sangat menyayangkan adanya permasalahan ini di lingkungan sekolah, yang bahkan dilakukan oleh seorang guru.

“Ar sangat trauma pasca kejadian tersebut,” ucap Erry melalui sambungan telepon, Minggu (19/1).

“Tidak seharusnya seorang pengajar berlaku seperti itu, apalagi terhadap anak muridnya sendiri,” tuturnya.

“Itu bukan cerminan seorang guru, seharusnya guru itu merupakan contoh, bukan malah berlaku kurang ajar kepada peserta didiknya. Gurukan tugasnya mendidik, kalau ada salah di muridnya, sudah seharusnya dididik,” tegasnya.

Sponsored Ad

Erry mengatakan, dirinya akan mencari solusi terbaik untuk Ar, agar dirinya tetap bisa melanjutkan sekolah.

“Harus ada solusinya, saya sudah berkomunikasi dengan guru yang bersangkutan, bahkan kepala sekolahnya juga saya tegur,” terang Erry.

Dirinya berharap tidak akan ada lagi anak yang putus sekolah, apalagi karena masalah yang dianggapnya bisa diselesaikan oleh pihak sekolah.

“Setidaknya kasus ini dapat menjadi contoh untuk guru-guru lainnya agar tidak memperlakukan anak-anak didiknya di depan umum,” pungkasnya.


Sumber: palingseru.com

Kamu Mungkin Suka