Penduduk Wuhan Menangis: Kami Merasa Ini Akhir Dunia! Penampakan Horor Korrban Virus Diisolasi Tabung Plastik

Penduduk Wuhan di Provinsi Hubei, China, nyaris menangis saat virus 2019-nCoV—jenis baru dari Coronavirus—membuat kota itu ditutup. Mereka putus asa dan merasa apa yang terjadi saat ini seolah-olah sebagai akhir dari dunia.

Layanan pesawat dan kereta api keluar kota Wuhan—pusat dari virus baru mirip SARS itu—dibatalkan. Transportasi umum lain untuk keluar kota juga ditangguhkan. Penduduk diperintahkan untuk tidak pergi dalam upaya mengendalikan penyebaran virus.

Sponsored Ad

Tapi, kereta dan pesawat yang hampir kosong masih menuju ke kota berpenduduk 11 juta jiwa itu pada hari Kamis, di mana beberapa penumpang mengenakan masker wajah dan sarung tangan bedah memberanikan diri melakukan perjalanan.

Penutupan kota itu terjadi menjelang malam liburan Tahun Baru Imlek, ketika ratusan juta orang China naik pesawat, kereta api dan memenuhi jalan-jalan untuk mengunjungi kerabat mereka di seluruh negeri, bahkan juga ke beberapa negara. Tahun Baru Imlek merupakan mobilisasi tahunan terbesar manusia di dunia.

Sponsored Ad

Istilah "Wuhan is sealed off" atau "Wuhan ditutup" merupakan yang paling banyak dicari di Internet, di mana lebih dari satu miliar kali istilah itu muncul di platform media sosial Weibo pada Kamis sore. Sebanyak 344.000 posting diskusi juga membahas istilah itu.

Beberapa warga Wuhan mengatakan mereka berada di “ambang tangis” ketika mereka membaca berita tentang penutupan kota oleh pihak berwenang China.

Sponsored Ad

"Kami secara sadar menghindari keluar, desinfeksi dengan rajin, dan memakai masker," tulis seorang pengguna Weibo dalam sebuah posting.

“Tetapi ada kekurangan makanan dan disinfektan, dan kami membutuhkan lebih banyak sumber daya. Kami berharap semua orang bisa mengerti bahwa kami merasa seolah-olah ini adalah akhir dunia," keluhnya, seperti dikutip news.com.au, Jumat (24/1/2020).

Jumlah kematian yang dikonfirmasi akibat virus 2019-nCoV telah mencapai 17 orang di China. Para pejabat setempat menyatakan lebih dari 570 orang lainnya terinfeksi.

Sponsored Ad

Ketika media pemerintah mengumumkan semua warga Wuhan harus mengenakan masker di tempat umum, beberapa orang terlihat berkeliaran di jalan-jalan yang rata-rata terlihat sepi. Acara-acara resmi di kota itu telah dibatalkan. Di salah satu hotel, para tamu diperiksa kondisi demamnnya dan diberikan gel antibakteri.

Beberapa penumpang di dalam satu kereta yang tiba dari Shanghai mengenakan masker dan sarung tangan, tetapi beberapa orang memasang wajah berani atau tanpa masker.

Sponsored Ad

"Beberapa orang memiliki rencana mereka yang terpengaruh, tetapi rencana saya tidak. Saya ingin pulang," kata seorang pria berusia 28 tahun bermarga Fang yang bekerja di industri properti.

"Saya dan keluarga saya sama sekali tidak takut," kata seorang warga Wuhan bermarga Zhou, yang naik penerbangan pulang dari Beijing dengan kondisi kursi hampir kosong. Dia pulang ke kota Wuhan dengan anaknya yang berusia 8 tahun.

Di kota Wuhan, beberapa warga merasa takut. "Saya belum keluar rumah selama sekitar dua hari," kata Mao yang berusia 26 tahun kepada AFP.

Sponsored Ad

Dia mengatakan terakhir kali dia pergi mengenakan masker yang dijual dengan harga lebih tinggi dari normal 50 RMB (USD10,50). Setelah dia membeli beberapa masker, orang di belakangnya dalam antrean membeli stok yang tersisa di toko.

Beberapa warga pengguna Internet menyerukan kepada pemerintah untuk menyediakan lebih banyak sumber daya, dengan mengatakan masker yang tersedia tidak cukup dan harga makanan melonjak.

Banyak pengguna Internet dari luar kota menyatakan kesedihan dan kepedulian terhadap penduduk Wuhan. Mereka berharap warga Wuhan tetap aman, sementara yang lain mempertanyakan mengapa kota itu tidak ditutup lebih cepat.

Sponsored Ad

Beberapa menyalahkan orang di Wuhan karena memakan hewan liar. Diyakini bahwa hewan liar seperti kelelawar buah adalah sumber utama virus 2019-nCoV, dan pasar makanan laut yang sekarang ditutup di Wuhan di mana hewan liar dijual secara ilegal telah diidentifikasi sebagai "ground zero".

"Apakah orang menikmati makan binatang liar sebanyak itu?," tanya seorang pengguna media sosial. "Apakah pelajaran dari SARS belum cukup?," lanjut dia merujuk pada wabah SARS beberapa tahun lalu yang menewaskan banyak warga China. 

Sponsored Ad

Sebuah video yang dibagikan di media sosial menunjukkan seorang pengantin wanita di kota terdekat Wuhan mengenakan masker bedah dan semua tamu yang telah mengunjungi Wuhan untuk bekerja duduk di meja yang sama.

Semua tur kelompok di luar Wuhan telah dibatalkan hingga 8 Februari, sementara tempat-tempat wisata dan hotel berbintang telah diperintahkan untuk menangguhkan semua kegiatan berskala besar sampai tanggal tersebut.

Layanan doa tahunan di Kuil Guiyuan, sebuah acara Tahun Baru Imlek yang menarik 700.000 orang pada tahun lalu, juga dibatalkan.

Sponsored Ad

Sejumlah video baru menunjukkan orang-orang China yang terinfeksi atau dicurigai terinfeksi virus 2019-nCov, jenis baru coronavirus, diisolasi dalam tabung plastik maupun kotak logam. Video horor para korban virus yang muncul pertama kali di Wuhan ini diambil dari Huizhou, Provinsi Guangdong.

Radio Free Asia telah membagikan video-video tersebut. Menurut laporan media itu, salah satu video menunjukkan seorang pasien yang terinfeksi virus 2019-nCoV di Huizhou dikeluarkan dari ambulans dalam sebuah tabung plastik besar oleh pekerja medis yang mengenakan lapisan pelindung.

Komisi Kesehatan Nasional China pada Jumat (24/1/2020) mengonfirmasi ada 830 kasus pasien yang terinfeksi dengan virus 2019-nCoV hingga hari Kamis kemarin. Sedangkan jumlah kematian meningkat menjadi 25 orang.

Video lain yang di-tweet-kan oleh Xie Qing, seorang manajer media sosial dan jurnalis di Hong Kong, menunjukkan seseorang diangkut dalam kotak logam besar melalui sebuah bandara.

Satu orang telah dipastikan terinfeksi di Amerika Serikat (AS). Pihak berwenang belum merilis identitas pasien tetapi menggambarkannya sebagai seorang pria berusia 30-an di negara bagian Washington yang baru-baru ini mengunjungi China.

George Diaz, kepala program penyakit menular di Providence Regional Medical Center, tempat pasien dirawat, mengatakan kepada Guardian bahwa pasien dikarantina di ruang penahanan 20-foot-by-20-foot. Pasien juga dirawat oleh robot dengan stetoskop untuk membatasi kontak dokter dengan virus.

Kantor berita Reuters mengatakan kondisi pasien di AS masih belum diketahui. Pihak rumah sakit mengatakan pasien mungkin akan segera "dibebaskan".

Para pejabat di AS mengatakan mereka memantau 16 orang yang memiliki kontak dekat dengan pasien, tetapi belum ada yang menunjukkan gejala terinfeksi virus.

Hong Kong, tempat satu kasus yang dikonfirmasi, menyataka telah mengubah lokasi kamp menjadi zona karantina untuk menampung orang-orang yang mungkin telah berhubungan dengan seseorang yang terinfeksi virus.

Kota Wuhan sebagian besar terisolasi dari seluruh dunia sejak hari Kamis, ketika pemerintah menutup opsi transportasi dan memerintahkan orang-orang untuk tidak masuk atau pun meninggalkan kota itu tanpa alasan yang jelas. Mengenakan masker di kota itu sekarang menjadi hal wajib.

Tidak banyak yang diketahui tentang virus 2019-nCoV, yang sebelumnya belum pernah terlihat pada manusia. Pihak berwenang memperingatkan bahwa virus itu bisa bermutasi bahkan ketika para ahli mempelajarinya dan mencoba untuk menemukan solusi pengobatan.


Sumber sindoNewssindoNews

Kamu Mungkin Suka