Keluarganya Masuk Peringkat 22 Terkaya di Dunia, Cucu Bos Djarum Ini Malah Pilih Jadi Biarawati! Ini Sosoknya

Terlahir di keluarga kaya raya kerap membuat beberapa orang terlena. Maklum, mendapat segalanya dengan mudah bikin seseorang jadi enggan berupaya, toh semuanya sudah tersedia. Mungkin di luaran sana, kita sering melihat beberapa anak orang kaya yang memperlakukan uang seperti sampah. Berita-berita di media yang ngebahas soal remaja yang membakar mobil hingga uang emang sukses bikin kita darah tinggi.

Dalam video ini menceritakan kisah seorang wanita yang merupakan keluarga dari bos Djarum, salah satu keluarga terkaya di Indonesia.

Sponsored Ad

Seperti dilansir dari Bloomberg, daftar terkaya di dunia pada tahun 2019.

Dan daftar itu ternyata muncul nama keluarga Hartono yang merupakan pemilik Djarum.

Keluarga Hartono ternyata masuk peringkat 22 keluarga terkaya di dunia.

Mesik menjadi bagian dari keluarga terkaya, namun tidak membuat hidup mereka foya-foya.

Sponsored Ad

Bahkan beberapa di antara anggota keluarga yang menerapkan gaya hidup sangat sederhana.

Salah satunya adalah Suster Lucy Agnes.

Sekitar Agustus 2017, beredar sebuah foto seorang suster yang disebut-sebut sebagai cucu dari bos perusahaan rokok terkemuka, Djarum.

Perempuan itu adalah Suster Lucy Agnes.

Dalam foto itu tampak dia begitu sederhana dengan jubah khas pengikut Ibu Teresa.

Ada aura kedamaian terpancar dari dirinya.

Akan tetapi yang membuat sosok ini istimewa adalah dia berasal dari keluarga kaya raya.         

Sponsored Ad

Dikutip dari Alumnimaterdei.com, Suster Lucy Agnes adalah anak tunggal dari Paul dan Cecilia Darmoko yang merupakan pemilik restoran Ayam Bulungan.

Cecilia adalah saudara sepupu dari pemilik Djarum, Robert Budi Hartono.

Suster Lucy Agnes terlahir dengan nama Maria Donna Dewiyanti Darmoko.

Meskipun berasal dari keluarga orang paling tajir di Indonesia, Lucy Agnes ternyata memilih hidup sederhana dan melayani umat.

Yang paling membuat kagum adalah Lucy merupakan pengikut Ibu Teresa yang dikenal hanya memiliki dua set pakaian.

Sponsored Ad

Menurut rekan-rekannya, Suster Lucy yang kuliah S2 di Amerika Serikat ini sangat setia menjalankan kaul kemiskinan dan menikmati kehidupannya.

Di Kalkuta, India, di mana ia pernah menjadi sekretaris pimpinan kongregasi Missionaris Claris, konon Lucy paling sedia jika harus mendampingi orang-orang yang sekarat.

Dia juga tanpa ragu dengan sabar dan kasih mau mencabuti belatung-belatung dari luka-luka membusuk di tubuh dan kepala pasien.

Suster Lucy mengaku mengalami pencerahan saat ia dan keluarganya berlibur ke Hong kong.

Sponsored Ad

“Awalnya saya sangat terganggu saat melihat begitu banyak tunawisma di jalanan Hong Kong, yang meringkuk, sakit dan kotor,” ujarnya.

Ia pun berkata bahwa reaksi pertama adalah melarikan diri bahkan hampir muntah.

“Saat saya meninggalkan orang-orang ini, sesuatu membuat saya melambat, seolah-olah ada yang menyuruh saya kembali kepada mereka untuk melakukan sesuatu yang baik untuk orang-orang yang tidak beruntung itu.”

Ia akhirnya memutuskan untuk masuk Kongregasi Misionaris Cinta Kasih dengan nama Suster Lucy Agnes.

Sponsored Ad

Awalnya orangtuanya sempat menentang pilihan ini.

Suster Lucy kabarnya bertugas di Timor Timur, salah satu negara paling miskin di Asia.

Sebagai anak yang berasal dari keluarga kaya, Maria Donna sempat merasakan sekolah di luar negeri.

SMA dan kuliah di Pert Australia, kemudian menyelesaikan jenjang master/magister (S2) di salah satu kampus di Chicago, Amerika Serikat.

Sifat sederhana Suster Lucy sudah terlihat sejak remaja.

“Saat masih SMA, kalau dibeli orangtuanya tas-tas mahal, dia enggak mau pake,” kata kerabatnya.


Sumber: Grid

Kamu Mungkin Suka