Video Viral YouTuber Ditabok Driver Go-Jek hingga Nangis Karena Diduga Lakukan Order Fiktif!

 Beredar video viral seorang pemuda yang juga YouTuber ditempeleng oleh driver ojek online GO-JEK karena diduga lakukan order fiktif.

Seorang pemuda yang juga YouTuber ini harus menerima tempelengan keras dari driver GO-JEK yang diduga ia prank dengan order fiktif.

Sponsored Ad

Bahkan setelah mendapat pukulan dari driver ojek online GO-JEK ini remaja laki-laki ini nampak ketakutan hingga menangis.

Sesekali ia mengusap air mata dan kening yang sempat ditempeleng oleh sang driver ojek online Go-Jek.

Dalam video berdurasi 52 detik itu, pihak pengunggah bernama Hamiem Alambara melengkapi dengan narasi yang menyebutkan bahwa lokasi pemukulan itu terjadi di Manado.

 Selain itu, mitra ojek online itu memukul pemuda yang ada dalam mobil dikarenakan dugaan prank.

Sponsored Ad

"Koran Manado

Seorang YouTuber Kena Tempeleng Karna Nge Prank Ojol," tulis Hamiem dalam unggahannya.

Hingga kini postingan tersebut telah direspons sebanyak 6.247 kali dan telah dibagikan sebanyak 4.503 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

Penjelasan Go-Jek

Menanggapi hal itu, Head of Regional Corporate Affairs GO-JEK gor East Indonesia, Mulawarman menyampaikan bahwa kejadian tersebut benar terjadi di Manado.

"Benar, kejadian di Jalan Lumintut Teling Bawah, Manado," ujar Mulawarman saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (11/12/2019).

Sponsored Ad

Ia menjelaskan bahwa peristiwa pemukulan tersebut sudah berlangsung cukup lama, yakni pada 14 November 2019 pukul 23.00 WITA.

Sementara itu, Mulawarman menjelaskan bahwa pemicu adanya kekerasan yang dilakukan mitra GO-JEK diindikasi adanya order fiktif.

See detail

Ojek Online (Tribunnews.com)

Sponsored Ad

"Saya dapat informasi bahwa ini benar terjadi di Manado, lebih ke arah order fiktif, modusnya order fiktif," kata dia.

Menurutnya, pemuda alias pemesan ini telah beberapa bulan lalu melakukan order fiktif.

Tindakan ini tidak hanya berdampak apes bagi pihak GO-JEK saja, melainkan pada platform jasa antar lainnya.

Mulawarman menjelaskan, kronologi order fiktif yang dilakukan pemuda tersebut yakni, pemesan melakukan order di dalam mobil.

Kemudian, ia berpindah-pindah lokasi dan mengakibatkan kerancuan lokasi pemesanan.

Sponsored Ad

Selain itu, Mulawarman mengisahkan bahwa pemuda tersebut juga menyarankan teman-temannya untuk melakukan order fiktif.

"Jadi tidak hanya oknum ini, tapi dia juga menyugesti teman-temannya untuk melakukan hal yang sama," katanya lagi.

Adapun perilaku prank ini, diduga karena banyaknya YouTuber yang melakukan keisengan tersebut demi meningkatkan view pada kontennya.

Sehingga hal tersebut ditiru oleh masyarakat luas.

Namun, Mulawarman menjelaskan bahwa tindakan prank yang dilakukan pelaku tidak bermodus ke sosial media.

Sponsored Ad

"Tujuannya memang belum diketahui seperti apa, investigasi masih terus dilakukan," ujar dia.

Timbul Keresahan

Di sisi lain, prank terkait pemesanan palsu atau  order fiktif ini menimbulkan keresahan bagi mitra ojek online.

Pasalnya, mitra ojek online mengalami kerugian baik dari segi materi maupun waktu.

"Kita rugi secara materi maupun non-material, waktu mitra terbuang-buang, terus juga mereka menjadi tidak efektif bekerja," ungkap Mulawarman.

Sponsored Ad

Ia menyampaikan bahwa pekerjaan sebagai mitra ojek online merupakan mata pencaharian utama mereka.

Terkait adanya pemukulan tersebut, Mulawarman mengakui bahwa tindakan itu salah.

Dia mengaku, mitranya tersebut merasa kesal begitu tahu pelaku  order fiktif yang selama ini menjadi "buronan" bagi sejumlah mitra ojek online.

Lantas, ia melayangkan tamparan pada pemuda tersebut.

"Karena yang menemukan pelakunya adalah mitra kita sendiri, secara klimaks mungkin terbawa emosi sampai melakukan pemukulan itu," ujar Mulawarman.

Sponsored Ad

"Kita sangat keras untuk melakukan main hakim sendiri, karena kita tahu kalau secara hukum itu sebenarnya ada UU yang mengatur bahwa  order fiktif merupakan tindakan kriminal," lanjut dia.

Sebelumnya, pihak GO-JEK telah menangkap beberapa pelaku  order fiktif yang beredar di Jakarta dan Semarang.

Mulawarman menyampaikan bahwa di Semarang terdapat order fiktif, yakni memesan makanan dalam jumlah banyak.

Edukasi

Meski banyak dibicarakan oleh masyarakat luas, pihak GO-JEK mengaku telah mengedukasi mitranya yang melakukan kekerasan terhadap pelaku order fiktif agar tidak main hakim sendiri.

Sponsored Ad

Selain itu, mitra ojek online tersebut juga telah dipertemukan dengan orangtua pemuda tersebut dan membicarakan masalah itu dengan baik-baik.

"Yang pasti kita juga saat ini akan mencoba lebih kenceng untuk menyisir pelaku-pelaku order fiktif ini," ujar Mulawarman.

Menilik tindakan kekerasan yang dilakukan mitra Go-Jek, Mulawarman menyebut bakal ada sanksi yang diterima bagi mitranya.

Sanksi dari Surat Peringatan (SP) 1,2,3 dan pemutusan mitra jika telah melakukan kesalahan yang fatal.

Meski sudah dipertemukan dengan keluarga pelaku order fiktif, ia berharap kejadian tersebut dapat mejadi pembelajaran sekaligus efek jera bagi masyarakat luas.

Harapannya tidak ada lagi prank kepada ojek online.

"Kita ingin edukasi bahwa order fiktif ini ada UU yang mengatur dan mengarah ke kriminalitas kita bisa pidanakan," imbuhnya.


Sumber: Line Today

Kamu Mungkin Suka