Dikenal Tegas, Ahok Malah Tak Ragu Berikan Barang Kenangan Dengan Veronica Tan ke Sosok Ini!

 Selama ini sosok Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dikenal sebagai sosok yang tegas.

Ia tak segan menegur dan juga memberikan apresiasi terhadap hasil kerja anak buahnya.

Sponsored Ad

Yuniar Yusuf, seorang mantan pekerja di perusahaan milik Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau akrab disapa Ahok menceritakan soal sosok Ahok.

Yuniar mengaku bekerja selama 7 tahun kepada BTP mengungkapkan betapa baiknya Ahok BTP.

Saking baiknya, kata Yuniar, Ahok menghibahkan satu setel jas pernikahan kepada karyawannya yang punya usaha rias pengantin.

Pada Februari tahun 2001, Yuniar yang kala itu berprofesi sebagai perias pengantin berkenalan dengan BTP.

Sponsored Ad

Mantan suami Veronica Tan itu mendatangi Yuniar.

Yuniar tak tahu entah dari mana BTP tahu jika dia adalah lulusan STM Analis Kimia, Yogyakarta pada tahun 1970 silam.

BTP meminta bantuannya untuk terlibat di PT Nurindra Eka Persada (NEP), perusahaan yang bergerak di bidang pasir Kuarsa di Kabupaten Belitung Timur.

Yuniar menerima tawaran Ahok.

Dalam kesehariannya sebagai karyawan dan bos, BTP memanggil Yuniar dengan sebutan Bu Yun.

Yuniar mengungkapkan jika PT NEP memproduksi berbagai ukuran pasir kuarsa.

Sponsored Ad

Ia masih ingat, beberapa pelanggan perusahaan yang merupakan perusahaan kelas atas seperti California Texas (Caltex) yang beradai di Kota Dumai dan PT Pindad.

Yuniar mengatakan dirinya sekitar 7 tahun bekerja untuk Ahok BTP.

Karena mengetahui Bu Yun yang juga memiliki usaha rias pengantin, ia memberikan satu setel jas lengkap dengan celana.

Jas itu pun disewakan kepada penganten yang menggunakan jasa rias Yuniar.

Di dalam jas itu tertulis nama mr, Basuki Juli '97. Jas itu yang sampai kini disimpan dengan rapi oleh Yuniar.

Sponsored Ad

Yuniar mengungkapkan jika jas itu punya kenangan karena jas itulah yang dikenakan BTP saat menikahi Veronica Tan.

Saat itu ahok berpesan agar jas tersebut disimpan, siapa tahu suatau saat dapat dipergunakan untuk mencari tambahan uang.

"Mungkin saat itu untuk disewakan kepada pengatin, yang dirias di sini," ujar Yuniar.

Yuniar mengatakan sedari dulu, BTP punya karakter yang tegas dan keras.

Dalam setiap rapat, BTP selalu bicara ceplas-ceplos kalau memang pekerjaan tidak sesuai dengannya.

Sponsored Ad

Suatu ketika, BTP pernah geram gara-gara produksi perusahaanya tak sesuai target yakni 500 ton.

"Soal kepimpinan orang ini adil, tapi namanya juga manusia ada kekurang dan kelebihan. Sebagai karyawan, cuman ya saat beliau marah, lontaran ceplos-ceplosnya kami maklum, karena saat itu masih muda, saya diam, kemudian keluar," ujar Bu Yun.

Ketika Yuniar keluar dari ruang rapat, BTP mengejarnya.

"Saat saya keluar ruang meeting langsung saya dikejar, dibilang Bu Yun marah ya?, Bu Yun tersinggung ya? Jangan gitu Bu Yun, Ibu Yun pun sudah ku anggap Mama aku sendiri, Bu Yun pun yang tua juga di sini, saya hanya diam, mulai dari situ lah sudah mulai ngerem-ngerem sedikit," kenang Yuniar.

Sponsored Ad

Dia juga mengungkapkan BTP juga sebenarnya orang yang humoris.

Saat tiba dari Jakarta, BTP langsung ke parbik, membuka pintu Lab, dan langsung menyapanya.

"Ngape Bu Yun diam-diam, dak beduit ye kidang (untuk-red) nyekolahkan anak, ukan amun (misal-red) dak beduit nyebut benar-benar, nak berape Ikam kini ku tanda tangani ye, berikan ke kasir," tiru Bu Yun, saat kenang candaan Ahok kepadanya.

Menurut Yuniar itu tidak hanya dia, kepada karyawan lainnya pun demikian.

Sponsored Ad

Di mata karyawan, BTP sangat memberi perhatian, terutama soal pendidikan di masyarakat.

Yuniar mengungkapkan BTP pernah memerintahnya mencari 33 anak asuh.

"Dulu saya disuruh mencari anak-anak asuh, dia bilang, 'Bu Yun bagaimana kalau saya dicarikan anak asuh", kata Yuniar, menirukan kata-jata BTP waktu itu.

Sponsored Ad

Menurut Yuniar setiap bulan disalurkan saat itu sekitar Rp 100 ribu peranak, selain itu setiap pertengahan tahun Ahok juga memberikan sepatu, buku dan baju.

"Itu semua orang kantor yang koordinir, saya cuman carikan orangnya saja, selain itu ketika lebaran saya juga disuruh mencarikan ibu-ibu yang sudah menjanda yang ekonominya lemah, itu ide pribadi beliau," ujarnya.

Selain itu di Gunong Nayok, Desa Aik Kelik para karyawan dibangunkan rumah. Rumah itu seperti rumah layak huni yang pemerintah berikan saat ini.

Sponsored Ad

"Itu untuk karyawan yang memang sudah ditinjau oleh beliau, yang dirasa sudah tidak layak, dibuatkan rumah olehnya," ujar Bu Yun.

Selain itu BTP juga memberikan karyawan senior yang berprestasi sebuah rumah.

Namun Kegiatan itu terputus saat Ahok mulai menjabat sebagai Bupati Belitung Timur.

Pada tahun 2007, Yuniar mengundurkan diri karena terpilih menjadi Kepala Desa Mengkubang.

"Saya mengundurkan diri pada 13 September 2007, saat itu pas saya dilantik menjadi Kepala Desa Mengkubang," ujar Yunair.

Ditanya terkait kabar BTP Akan di jadikan petinggi di BUMN, Yuniar pun sumringah.

"Untuk itu (jadi pejabat BUMN) saya rasa memang tepat, Beliaukan Insinyur Geologi, beliau juga sudah punya pengalaman, punya perusahan pasir kuarsa, sudah melanglang perusahaan-perusahaan, saat orang belum punya tambang-tambang karya beliau sudah ada, kalau soal tambang beliau sudah paham, itu sudah tepat" ujar Bu Yun sambil tersenyum.

Dia pun berharap agar BTP tetap menjaga emosi, seiring bertambah usia Bu Yun percaya Ahok kini lebih bisa mengontrol emosinya.


Sumber: SajianSedap

Kamu Mungkin Suka